Sambungan : Tutorial Menulis Kisah Detektif part 2
PART 1 [LINK]
We moved, boys, girls, ladies and gentleman. Kita akan menulis dasar menulis dari kisah detektif.
Disini, seperti biasa, isinya kurang penting tapi cukup penting untuk dipelajari tapi kalaupun enggak jadi enggak masalah tapi sebaiknya iya. (Memusingkan? Oke, aku bakal berhenti membuat kalimat memusingkan di posting selanjutnya)
We moved to : PERATURAN DASAR MENULIS CERITA DETEKTIF
1. JANGAN menipu pembaca
Maksudku, jangan membuat petunjuk tersembunyi atau petunjuk yang tidak dijelaskan. Kalian bisa membuat pembaca kalian eneq dengan cerita kalian. terutama kalau itu adalah petunjuk paling crucial.
2. perbedaan PETUNJUK dan PENGALIH PERHATIAN
Petunjuk adalah hal yang menunjuk ke arah sang pelaku, dan pengalih perhatian bisa berupa banyak hal. Satu, hal yang malah mengarah ke arah sang 'Terasi Basi'. Dua, hal yang tidak ada maknanya. Dan ketiga, hanya selingan.
Kalian bisa menaruh jutaan bahkan miliaran petunjuk tapi kalian tidak dapat memberikan lebih dari 5 pengalih perhatian. Jangan tanya kenapa. Kalian bisa membuat pembaca merasa tertipu, dan aku sudah katakan sebelumnya : JANGAN buat pembaca merasa tertipu.
3. Tentang menulis petunjuk
Petunjuk harus dituliskan di saat yang tepat dan dengan benar. Kalian bisa saja menuliskan dengan terang-terangan, atau dengan diam-diam. Contoh :
a. secara terang-terangan : 'Ada lubang bekas tembakan di pintu... kenapa? padahal dia dengan jelas tertusuk dengan pisau!'
b. Secara diam-diam : 'Ruangan berantakan, buku bertebaran dimana-mana, lubang bekas tembakan di pintu, dan pisau dapur di dada... tunggu. Kenapa ada pisau? Darimana pisau itu didapat? Tidak ada yang boleh masuk ke dapur kecuari nona pembantu itu, kan?'
Oke, kuharap kalian bisa mendapat konsepnya.
4. Tentang TERASI BASI (English : red herring) dan PERATURANNYA
Firstly, kalian harus bisa membuat si terasi basi mencurigakan dengan AMAT-SANGAT, tapi kalian juga harus bisa membuat dia lolos dari tuduhan kriminal. Itulah guna petunjuk utama. Kay? LANJUT!!
5. Tentang BUNUH DIRI, PEMBUNUHAN, dan PEMBANTAIAN
Kalian tahu perbedaan bunuh diri dan pembunuhan? Tidak? Oke, Akan kuberikan sedikit contoh :
Dengan Pistol :
1. Jumlah tembakan : Bunuh diri tidak akan menembakan 2 peluru. Shock dari tembakan bisa membuat pelaku bunuh diri tidak akan menembakan tembakan kedua.
2. Tempat peluru bersarang : Biasanya di kepala, di mulut (dan mengarah ke otak), atau di dada. Tempat lain bisa menjadi indikator pembunuhan.
3. Tembakan bunuh diri biasanya agak naik, tidak lurus atau menghadap kebawah.
Dengan Pisau :
1. Biasanya kalau pembunuhan, pelakunya itu cowok. Cewek enggak akan menggunakan pisau karena orang bisa menghentikannya dengan fisik.
2. Akibat refleks melindungi diri sendiri, biasanya korban pembunuhan memiliki luka sabetan di tangannya.
Dan masih banyak lagi...
Sampai jumpa di part 3 : Detective Story of Caroline Alessa Wells (Karakterku!)
We moved, boys, girls, ladies and gentleman. Kita akan menulis dasar menulis dari kisah detektif.
Disini, seperti biasa, isinya kurang penting tapi cukup penting untuk dipelajari tapi kalaupun enggak jadi enggak masalah tapi sebaiknya iya. (Memusingkan? Oke, aku bakal berhenti membuat kalimat memusingkan di posting selanjutnya)
We moved to : PERATURAN DASAR MENULIS CERITA DETEKTIF
1. JANGAN menipu pembaca
Maksudku, jangan membuat petunjuk tersembunyi atau petunjuk yang tidak dijelaskan. Kalian bisa membuat pembaca kalian eneq dengan cerita kalian. terutama kalau itu adalah petunjuk paling crucial.
2. perbedaan PETUNJUK dan PENGALIH PERHATIAN
Petunjuk adalah hal yang menunjuk ke arah sang pelaku, dan pengalih perhatian bisa berupa banyak hal. Satu, hal yang malah mengarah ke arah sang 'Terasi Basi'. Dua, hal yang tidak ada maknanya. Dan ketiga, hanya selingan.
Kalian bisa menaruh jutaan bahkan miliaran petunjuk tapi kalian tidak dapat memberikan lebih dari 5 pengalih perhatian. Jangan tanya kenapa. Kalian bisa membuat pembaca merasa tertipu, dan aku sudah katakan sebelumnya : JANGAN buat pembaca merasa tertipu.
3. Tentang menulis petunjuk
Petunjuk harus dituliskan di saat yang tepat dan dengan benar. Kalian bisa saja menuliskan dengan terang-terangan, atau dengan diam-diam. Contoh :
a. secara terang-terangan : 'Ada lubang bekas tembakan di pintu... kenapa? padahal dia dengan jelas tertusuk dengan pisau!'
b. Secara diam-diam : 'Ruangan berantakan, buku bertebaran dimana-mana, lubang bekas tembakan di pintu, dan pisau dapur di dada... tunggu. Kenapa ada pisau? Darimana pisau itu didapat? Tidak ada yang boleh masuk ke dapur kecuari nona pembantu itu, kan?'
Oke, kuharap kalian bisa mendapat konsepnya.
4. Tentang TERASI BASI (English : red herring) dan PERATURANNYA
Firstly, kalian harus bisa membuat si terasi basi mencurigakan dengan AMAT-SANGAT, tapi kalian juga harus bisa membuat dia lolos dari tuduhan kriminal. Itulah guna petunjuk utama. Kay? LANJUT!!
5. Tentang BUNUH DIRI, PEMBUNUHAN, dan PEMBANTAIAN
Kalian tahu perbedaan bunuh diri dan pembunuhan? Tidak? Oke, Akan kuberikan sedikit contoh :
Dengan Pistol :
1. Jumlah tembakan : Bunuh diri tidak akan menembakan 2 peluru. Shock dari tembakan bisa membuat pelaku bunuh diri tidak akan menembakan tembakan kedua.
2. Tempat peluru bersarang : Biasanya di kepala, di mulut (dan mengarah ke otak), atau di dada. Tempat lain bisa menjadi indikator pembunuhan.
3. Tembakan bunuh diri biasanya agak naik, tidak lurus atau menghadap kebawah.
Dengan Pisau :
1. Biasanya kalau pembunuhan, pelakunya itu cowok. Cewek enggak akan menggunakan pisau karena orang bisa menghentikannya dengan fisik.
2. Akibat refleks melindungi diri sendiri, biasanya korban pembunuhan memiliki luka sabetan di tangannya.
Dan masih banyak lagi...
Sampai jumpa di part 3 : Detective Story of Caroline Alessa Wells (Karakterku!)
Detektif ya..
BalasHapusKayaknya terlalu rumit buat aku. Referensinya juga harus banyak.
Kak, kunjungi blogku ya...
deoheaven.blogspot.com
Makasih.... ^_^
Bisa ga novel detective ada sedikit taburan komedi/humornya.. hehe biar ga terlalu kaku...
BalasHapusoke lupakan.
Aduh, maaf respon telat! Aduh... hahaha... *laptop rusak, eh ;) *
HapusBoleh. Tapi liat situasinya. Soalnya gak lucu juga kalau ada yang ngelucu pas yang mati itu orang penting. Ada alternatifnya, sih...
a. Ngomong seadanya tapi pas banget kejadiannya. jadinya lucu walau gak bermaksud. Contoh ada yang mati keracunan, dan si B lagi di dapur, ngelanjutin masak (dan gak tau apa apa).
A : *Pegang nadi* Dia udah mati.
B : *Bawa sendok sup* Ada yang mau lagi?
Terus emang gak ada yang ketawa. Maaf gak lucu.
b. Ada detektif sok tau. Kayak Kogoro Mouri di Detective Conan.
c. Lagi serius salah ngomong. Bisa jadi red herring, bisa jadi petunjuk atau emang malah salah ngomong biasa.
Masih banyak lagi. Coba cari novel detektif kayak Detektif Imai (ada komedinya dikit, tapi gak berlebihan. Penulis indo), dan kalau mau contoh novel detektif terbaik, Agatha Christie!
Intinya, jangan berlebihan. Itu aja. Banyak yang baca novel detektif untuk ketegangannya.
PENGECUALIAN :
kalau genere nya emang sengaja comedy mystery murder, berarti gak masalah. Oke. Terima kasih, ya, Gloria, sudah berkomentar! Aku tersentuh, padahal aku udah jarang update... :)
@Alia: kalo menurutku adegan kayak gini:
Hapus"Aha! Ini adalah..," ucap Detektif.
GUBRAKKK!
"Sial. Bukti yang sangatlah penting seperti ini hilang. HUAA!!!" ucap Detektif sebelum menangis seperti bayi kehilangan dot.
Menurutku rumusnya: detektif sotoy+lebay+alay+ceroboh dan BOOM! Jadi deh.
Er... enggak. Kalau kamu menganggap slapstick kayak gitu lucu, berarti kamu harus menjauhi racun bernama sinetron selama beberapa bulan. Atau minimal kamu harus baca Rantview.
HapusAh, tidak! Aku ketularan virus slapstick!!!! Ini semua gara-gara adikku! *gampar adik sampai babak belur*
HapusNgomon-ngomong, jujur, aku masih agak belum paham cara bikin humor dalam novel yang bebas dari virus berbahaya dan mematikan bernama slapstick.
plis. eniting bet not merder /rip english/ ga kuat kalo buat yang merder-merderan... (<-- padahal orang ini seneng banget mutilasi nyamuk :v )
BalasHapusKakak, aku,kurang ngerti sama bagian yang jangan,menipu pembaca, soalnya setiap baca bukunya agatha cristie saya selalu merasa tertipu :p
BalasHapusTerima kasih
Pertanyaanmu bagus sekali, terima kasih! Mungkin aku akan bahas lebih lanjut kalau ada request.
HapusAda perbedaan antara 'tertipu' karena pembaca baru tahu kenyataan dan 'tertipu' sungguhan.
Saat pembaca ditipu oleh red herring, dan kenyataan baru terungkap itulah tertipu yang baik. Saat kamu membaca ulang buku itu lagi, kamu akan bilang 'Oh, jadi ini sebabnya dia melakukan itu!'.
Sementara itu, kalau kamu tertipu karena penulis menipu pembaca, (pelan-pelan ya, baca kalimatnya) berkali-kalipun kamu baca tetep aja kamu enggak terima pelakunya melakukan itu. Kenapa? Karena enggak masuk akal. Karena lebih cocok kalau karakter ini yang melakukannya. Karena ini. Karena itu. Dan sebagainya, sebagainya, sebagainya...
Semoga jawaban saya membantu. Kalau tidak, ya, tunggu aja artikel berikutnya :v
Thor, gmn kalau nulis cerita misteri yg endingnya gantung/ambigu? Dianjurkan/tdk ya? Btw postingannya keren banget! (y) makasih sebelumnya X)
BalasHapusAmbigu? AMBIGU?! INI MISTERI MACAM APA?!
HapusKamu udah nuntun pelan-pelan pembaca masa gak dikasih jawaban pasti?! PHP banget! Crimefiction itu tujuannya supaya pembaca bertanya-tanya. Kalau setelah bertanya-tanya gak dikasih jawaban kan namanya kayak di PDKT tapi gak jadian. Maunya apa?!
Jadi intinya, tergantung tema misteri yang kamu bikin. Selama bukan Crimefiction, ya... okelah.
kak saya sudah bikin novelnya dan kurang bagian prolognya saja, cuman saya bingung mau ngasih prolog kayak gmn soalnya kalo saya baca di kebanyakan novel itu bagian penting untuk pengantar cerita adlh bagian prolognya. nah kak coba dong kasih saran soal prolog saya
BalasHapusAku baru bikin tutrorialnya kemarin! Cek Beranda sekarang sebelum tenggelam dalam lautan nostalgia-- eh, lautan feed maksud saya
Hapus