Referensi Kisah Detektif [Part 1]

Oi-hey-hello!! Rohaluss kembali di dunia pem-blog-an yang menyebalkaaaan! Menyebalkan! (dengan nada senam iya-iyalah)

By the way, setelah aku membaca novel FantasTeen Mysterious Murder (yang menurutku ada beberapa bagian yang absurd tapi ceritanya bagus), aku memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam dunia detektif dan membantu yang ingin melakukannya juga!

Aku mengumpulkan beberapa referensi untuk kalian membuat kisah detektif. Kalian bisa membaca sumbernya juga, kalau kalian sedikit keberatan dengan caraku menjelaskan. Referensi ini semua termasuk dengan : Perkerjaan Detektif, alat-alat penyelidikan, tugas Forensik, Racun populer dan mematikan, cara membedakan pembunuhan dan bunuh diri, dan masih banyak lagi! Sangat banyak, sebenarnya.

Part 1 ini mencakup setengah dari hal yang perlu kalian ketahui : Detective Basics

Now, let’s begin...

Bagaimana Cara Detektif Menyelidiki (Secara Realistik)

Di kebanyakan buku atau novel, para detektif atau orang asing bisa masuk ‘jleng’ dan tiba-tiba menjadi detektif utama dalam kasus itu. Tapi dalam dunia nyata, perkerjaan detektif adalah perkerjaan berat. Mereka hanya diberi satu kesempatan sebelum mereka merusak tanpa sengaja barang bukti yang penting. Ditambah lagi, mereka tidak dapat melakukannya secara terburu-buru kecuali karena cuaca (sepeti hujan akan datang atau angin topan).

Hal tersebut tidak dianggap penting di banyak kisah detektif, jadi kalian bisa menghilangkan fakta diatas. (Terus kenapa lo seenaknya nulis fakta diatas, Rohaluss?!)

Televisi atau film selalu menunjukkan adegan dimana detektif meneliti dengan cepat dan tanggap, bahkan hanya berlangsung kurang dari beberapas jam. Namun, pada kenyataannya, perkerjaan seperti ini bisa memakan waktu berhari-hari. Itu disebabkan karena memang butuh waktu untuk menyelidiki dengan teliti.

Bukti-bukti yang tersebar di TKP harus difoto – dipotret – kalo perlu di-selfie sekalian (?) – supaya jika ada sesuatu yang rusak, masalahnya sedikit berkurang. Bayangkan betapa beratnya hal itu. Lalu mereka juga harus menulis, mencatat, mendokumentasi yang terlihat di depan mata mereka. Saat detektif datang, mereka menyerahkan beberapa bukti kecil tersebut.

Baru setelah itu semua, mereka mulai merusak (dengan cara yang baik dan benar) untuk mencari hal-hal kecil yang luput dari mata.

Intinya, ada dua tahap penyelidikan di TKP. Satu, pendekatan untuk melihat hal-hal umum lalu penyelidikan utama dimana sudut-sudut dan bahkan helaian rambut dihitung.



Barang-barang yang Dimiliki Detektif : Termasuk Jenis dan Kegunaannya


Alat-alat untuk Mengambil Barang Bukti

Kantung plastik : digunakan untuk menaruh benda-benda kecil seperti rambut, kuku, botol dan apapun yang tidak dapat dimasukan ke dalam amplop karena ukurannya. Plastik itu mudah ditulis dan diberi label.

Swab Box : sesuatu yang mirip kartu tebal untuk mengambil jejak berbentuk cairan. Bisa juga menggunakan Cotton Swab (itu, loh, yang suka dipakai untuk mengorek telinga). Cairan yang dimaksud bisa berupa darah, air, minyak atau lainnya.

Silet : digunakan untuk memotong karpet/baju/benda lain yang bisa dijadikan benda bukti. Biasanya disertai dengan benda berbentuk tabung dimana para penyelidik bisa menaruh silet di ujungnya. (Wow, praktis.)

Tabung Plastik : Botol kecil berbentuk tabung (mirip tempat balsem) yang digunakan untuk menaruh pasir, bubuk aneh atau tanah untuk dibawa ke laboratorium dengan hati-hati.


Catatan : Setiap tahun, barang-barang penyelidik selalu berganti karena perkembangan jaman. Periksa kapan benda itu keluar, siapa tahu kalian menulis kisah detektif di abad 18 dan tanpa sengaja menuliskan kantung plastik.


Pinset, gunting, dsb : Digunakan untuk mengambil benda kecil yang tidak dapat diambil dengan tangan.

Senter UltraViolet/LumaLite : cahaya tambahan alias senter serbaguna yang digunakan untuk mendeteksi cairan seperti darah, semen, cairan kimia atau benda cair lainnya.

Kamera : Jaman sekarang menggunakan digital kamera, digunakan untuk memotret TKP. Kemampuan kamera dalam memotret hal detail sangat dibutuhkan, dan jelas-jelas bukan salah satu kamera yang kalian pakai buat Selfie. Jangan pake tongsis, kecuali kalau memang amat-sangat dibutuhkan XD.

Dusting Kit : Atau disebut bubuk sidik jari. Kalau dioles ke meja atau permukaan tebal, kalian dapat menemukan sidik jari. Setelah itu, sidik jari akan diangkat oleh sejenis pita perekat (selotip) dan diambil untuk sample. Beberapa benda lain seperti kertas atau permukaan besi harus menggunakan cara lain, dan akan dijelaskan dibawah.

Cairan Kimia dalam Penyelidikan

Pendeteksi Sidik Jari

X – Amido Black : Pewarna yang bereaksi dengan darah, dan akan berwarna hitam-kebiruan yang hanya digunakan untuk memperjelas sidik jari yang terbentuk oleh darah. BUKAN UNTUK MENDETEKSI DARAH. Amido Black bisa merusak DNA dalam darah.

X – Lem Super (cyanaoacrylate): Digunakan untuk mengambil sidik jari saat menggunakan bubuk sidik jari malah akan merusak sidik jarinya. (Ngerti, gak?) Seperti biasa, kamera dibutuhkan saat ini dilakukan...

X – Ninhyndrin : Cairan yang akan bereaksi dengan asam amino di sidik jari. Menjadi keunguan untuk mengambil sidik jari di kertas/kardus. Kamera! Kamera!

[Cara menggunakannya coming soon, deh]

Pendeteksi Darah (tes Warna)

X – Benzidine : Akan berubah menjadi warna biru jika cairan yang di-tes adalah darah. Tapi karena Benzidine adalah karsiogenik (penyebab kanker), dia tidak digunakan lagi oleh para peneliti.

X – Phenolphthaein : adalah bahan kimia yang masih digunakan sampai sekarang. Jika bertemu dengan darah, warnanya akan berubah menjadi pink, tapi karena banyak carian lain yang bereaksi dengan Phenophthaein, kadang malah memberikan hasil tes yang salah ^_^”

X – O-Tholidine : Sangat mirip dengan Benzidine, jika bereaksi dengan darah akan menunjukan warna biru sebagai reaksi positif. Tapi karena sama dengan Benzidine, yaitu sebuah cairan karsiogenik, maka cairan ini digantikan dengan TMB.

X – Tetramethylbenzidine (TMB) : Akan berubah warna menjadi hijau atau biru kehijauan saat bereaksi dengan darah. Cara menggunakannya adalah dengan Hemastix. Sebuah lempengan plastik dengan kertas penyerap cairan di ujungnya, yang mengandung TMB dan Peroksida.

X – Luecomalachite : Akan berubah menjadi hijau saat terkena darah. Tes ini tidak seakurat TMB dan Phenolphthalein.

Pendeteksi Darah (lebih akurat dan lebih sensitif daripada tes warna, namun bisa merusak DNA)
Saat tes dengan cairan ini dilakukan, mereka akan mengeluarkan warna bercahaya. Tes ini saking akuratnya bisa mengetahui darah yang sudah baru atau yang sudah dibersihkan. Produk dibawah juga (entah karena mahal atau harus hati-hati XD) harus digunakan seminimal mungkin. Contoh penggunaannya disemprotkan. 

Jangan lupa, saat menggunakan hal-hal dibawah ini harus di-video atau dipotret.
X – Chemiluminesence
X – Fluorescence
X – Luminol (Paling sering ditulis di novel detektif)
X – Fluorescein
           


Well... itu cukup panjang juga, yah?

Apa kalian sudah mulai bosan?

BONUS! Link menuju cara membedakan pembunuhan dan bunuh diri... maaf, Cuma nemu versi bahasa inggrisnya. Translate by yourself. [LINK] Aku hanya men-translate ini kalau beneran ada yang minta.


Silahkan istirahat sejenak dulu, karena sebenarnya kita belum sampai setengahnya. SAMPAI JUMPA DI PART 2, GUYS!!!

Komentar

  1. Postingannya bermanfaat Kak. Aku lagi cari-cari referensi buat cerita yang bertemakan detektif. Dan aku nemu blog ini, wuah terima kasih postingannya Kak ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer