Tutorial Praktikal Menulis Narasi [Part 1]

 


---------------------------------

Part 1 [You are Here] Tentang Narasi

Part 2 [LINK tba] Tentang Naratif

Part 3 [LINK tba] Tentang Narator

----------------------------------

Silakan tunggu Part 2 kalau kalian kesulitan menyusun kalimat dan memilih kata untuk narasi, dan silahkan ke part 3 bila kesulitan kamu adalah memilih subjek kisah.

NARASI, NARATOR, NARATIF

Saya asumsikan kalian lulus SMP jelas 7 dan kalian sudah pernah belajar pengertian dan ciri-ciri teks narasi. Kalau belum, kalian terlalu muda untuk menjelajah internet sendiri. Kalau sudah dan lupa, teks narasi adalah rangkaian suatu kejadian secara kronologis, urut, dan saling berhubungan untuk memicu emosi tertentu.

Narator adalah pelaku atau pengamat dari suatu narasi. Narator bisa merupakan suatu karakter yang jelas keberadaannya atau suatu sudut pandang tertentu.

Teks bersifat naratif belum tentu cerita, karena ada puisi yang bersifat naratif (Balada dan Romansa). Teks narasi hanya identik dengan novel dan cerpen karena media populer. Saya sendiri tidak menulis Puisi Balada dan Puisi Romansa, tapi novel FantasTeen favorit saya, Absolute Zero, memiliki potongan Balada [spoiler: Propagan

da] yang mengkisahkan pengabdian mereka menghadang kaum teroris. Pretty swell narrative text if you ask me.

Saya membagi kelas (?) ini menjadi tiga bagian; Narasi (membahas struktur bentuk), Naratif (membahas struktur isi), dan Narator (membahas diksi dan pemilihan subjek)

Jadi saya akan menekankan kembali ciri-ciri teks naratif dan menjelaskan maksud dan cara menggunakannya dalam menulis cerita.

1. Merangkai Kejadian

Untuk menulis sebuah narasi, suatu kejadian diurutkan menjadi satu rantai panjang dari awal sampai akhir. Kejadiannya bisa sederhana dan kompleks. Bisa jatuh dari lantai lima dilanjutkan dengan ketemu malaikat maut sampai disuruh mencuri jiwanya kembali supaya tidak jadi mati dan bisa makan seblak di warung Mamak Seblak, atau bisa proses jatuh cinta seseorang dari dia bertemu sampai menikah.

Kalau kejadiannya cuma satu, gimana?

Ini one shot atau gimana. Anyway, bahkan makan seblak-pun punya adegan pesen seblak, nunggu dimasak, mikirin nasib idup, makan, sakit perut, lupa bayar--

Untuk drabble/shortfic bisa, tapi bagian [4. Memicu emosi] harus tetap diperhatikan.


2. Kronologis

Namanya rangkaian, pasti ada urutan, dan urutan memiliki aturan. Saya pernah memberikan tutorial menulis ke anak grup menulis di Facebook yang berjudul Plug and Play, karena narasinya tidak memiliki urutan kronologis. Kamu bisa menggunakan ini untuk menulis Unreliable Narrator, tentu, tapi tanpa kesengajaan atau mengejar efek tertentu, pastikan kamu mengurutkan narasi dengan baik.

Kalau alur mundur bagaimana?

Mau dari depan ke belakang atau depan ke belakang, keduanya punya urutan. Urutan alur maju-mundur juga punya aturannya sendiri; beradasarkan adegan. Kronologis di sini bukan berdasarkan waktu, tapi aturan yang telah ditentukan dan dirancang penulis untuk menyampaikan kisah.


3. Saling Berhubungan

Ada alasan kenapa ada yang namanya alur dalam cerita; antara satu ide sampai akhir, mereka harus punya hubungan; mau itu hubungan tema, hubungan sebab-akibat, atau hubungan lain. Kalau kalian lagi nulis horror, di tengah jadi romance, berakhir diculik alien sci-fi, saya mempertanyakan hubungan macam apa yang kalian rencanakan, tapi silahkan.

Aku pernah baca satu buku banyak karakter tidak ada hubungannya...

Kumcer bukan satu naratif, tapi kumpulan beberapa teks narasi. Tolong bedakan. Kecuali kamu membaca cerita beberapa karakter dalam satu novel, hubungannya cuma di akhir. Nah, setidaknya mereka punya hubungan, enggak kayak karakter saya yang jomblo seumur hidup.


4. Memicu Emosi

Senang, sedih, rindu, kesal, marah, sampai emosi kompleks seperti perasaan jatuh cinta dan rasanya ditusuk rahang naga yang baru saja menghembuskan api, kisah bisa membantu orang menyampaikan dan menjelaskan rasa lewat perspektif orang lain.


In summary: Usahakan saat kamu bernarasi, kamu sedang merangkai kejadian secara kronologis yang saling berhubungan untuk bikin pembaca emosi. Kamu gagal satu bagian, nanti bakal terasa kurang.

"Terus gimana caranya tulisan saya bisa kronologis, berhubungan, dan bikin emosian?"

Ya, logika aja sih kalau buat kronologis dan berhubungan. Kalau ada orang minum air, isi dulu gelasnya baru suruh karakter teguk air.

Untuk emosi, skill issue, dan tergantung kamu lagi nulis apa, kan. Masa lagi nulis romance kamu mau orang ketakutan... holup-

Lirik cerita eksperimen saya.

Ahem.

Moving on ke part 2; Naratif, kita akan membahas hal-hal naratif apa saja yang bisa menyusun unsur-unsur di atas.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer