Horror: Menakut-takuti Pembaca | 11 Tips dari 11 Penulis [Part 1]
Sumber [LINK] (Udah lama enggak ngerangkum tutorial, sekarang mah mau translate aja dah)
WARNING : Panjang, dan udahmah panjang translatan saya mungkin enggak begitu akurat. Maklum, saya enggak mau pake Mbah Translator gratisan.
Daaaan... ya, bahasanya mungkin beda sama gaya nulis saya yang bi(n)asa.
DAN TRANSLATANNYA AGAK NGACO, LOL. Cuma intinya aja, kecuali quotes-nya saya coba translate semirip dan seakurat mungkin. Baca di link kalau bisa >.< Lumayan, latihan bahasa Inggris.
Anyway, enjoy. Selamat belajar.
Takut sebenarnya adalah hasil evolusi manusia menghadapi masalah, yang diciptakan dari respon 'lari atau hadapi'. Rasa takut dihasilkan dari reaksi kimia, membuat tubuh berkeringat, jantung berdebar dan kenaikan hormon Adrenalin. Percaya atau enggak, itu bisa bikin kamu ketakutan setengah mati.
Ada penelitian menarik dari Universitas Kalifornia berjudul 'The Hound of Baskervilles Effect - A Natural Experiment on The Influence of Psychological Stress on the Timing of Death'. Ternyata tubuh manusia tidak dapat membedakan antara ketakutan akibat bahaya secara fisik atau ketakutan akibat psikologi. (Silahkan baca Anxiety - Artikel kedokteran terhadap Rasa Takut (english) disini. Gak penting sih tapi ya.... info lewat!)
Jadi, gimana caranya menakuti pembaca? Berikut adalah 11 Tips dari 11 Penulis yang berbeda.
Kamu Tidak Seaman yang Kamu Pikirkan
"Aku sering menakut-takuti pembaca dengan membuat mereka merasa tidak yakin, atau tidak nyaman. Masukkan saja bagian dari kehidupan yang lazim dan realistik, sesuatu yang menarik empati (Bukan simpati, bedanya jauh) karaktermu, dan setelahnya ada sesuatu yang terasa jangal. Definisi dari janggal, ya, terserah kalian. Apapun, seperti lampu yang tiba-tiba terjatuh, atau mata merah yang menatapmu di balik kegelapan, sampai makhluk raksasa berliur berkepala tiga menggeram. Yah, mungkin yang terakhir enggak, tapi intinya adalah garis tipis antara yang nyata dan hal ganjil membuat momen hebat dimana semua-hal-dapat-terjadi."
-Paul Tremblay - Penulis dari buku A Head Full of Ghosts
"Tunjukkan/pertemukan mereka dengan bahaya, apapun bentuk bahaya tersebut, di tempat yang menurut karaktermu teraman, tepat dimana hal buruk seharusnya tidak dapat terjadi. Jika karaktermu punya teman, kamu bisa membuat mereka memperburuk hal tersebut tanpa mengetahui bahwa mereka melakukan hal yang benar-benar salah padahal berusaha memperbaiki keadaan."
-Pat Cardigan, Penulis dari buku Chalk
Atmosfir dan Pacing dalam Menulis
"Secara keseluruhan, aku tidak bergitu tertarik untuk menakut-takuti pembaca. Aku lebih suka membuat pembaca resah, dan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam hal. Intinya, kunci dari menakuti pembaca adalah atmosfir/suasana. Membangun suasana menakutkan bisa dengan cara pemilihan kata-kata, setting, dan suasana hati... jauh lebih efektif daripada psikopat manapun yang pernah aku baca."
-Nathan Ballingrud, Penulis dari buku The Visible Faith
Jujur saya susah banget translate kata 'pacing' aja. Pacing itu Tempo atau kecepatan pembaca membaca. Maaf ya kawan.
Oh, my god, yang satu ini panjang banget gila.
"Menurutku, menakuti yang bagus itu intinya ada di pacing. Aku lebih menyukai kisah yang dibangun perlahan, sampai cukup hidup sampai akhirnya sebuah konflik dimasukkan ke dalamnya. Dengan cara seperti ini, pembaca semakin dekat dengan karakter dan semakin takut hal-hal buruk menimpa karakter tersebut. Tentu saja, hal-hal buruk tersebut lebih efektif jika disampaikan dengan tempo yang yang lambat dan penuh perhitungan. The Haunting of Hill House-nya Shirley Jackson dan The Ritual-nya Adam Nevil membuatku takut karena mereka menciptakan perasaan resah, dimulai dari cerita lambat yang tumbuh dengan tenang, berubah perlahan-lahan dengan datangnya bahaya serius. Aku mengadopsi cara ini untuk tulisanku sendiri, dan menyadari bahwa mengarahkan bab-bab/moment yang menggelisahkan tidak hanya membuat struktur kisah namun juga memberikan lebih banyak pendalaman tentang apa yang karaktermu hadapi. Salah satu dari cerita pendek favoritku menggunakan teknik ini sebagai referensi, berjudul With and Without Buttons karya Mary Butts. Berniat untuk menakuti tetangganya, dua protagonis menyadari bahwa cara menakut-takuti yang terbaik adalah dengan 'pilihan rangsangan' yang tepat, kecil namun terus menerus dilakukan. Cara sederhana namun efektif, menggaris bawahi pentingnya pacing lambat yang stabil."
-VH Leslie, penulis dari buku Skein and Bones
Takuti Dirimu Sendiri
"Kupikir, hal paling jelas yang perlu saya beritahu adalah, jangan capek-capek menakuti pembacamu; takutilah dirimu sendiri, nanti orang lain akan ikut ketakutan. Secara pribadi, menurutku rasa takut sangat terikat dengan rasa cinta. Hal-hal yang membuatku takut bukanlah hal yang menakut-takutiku di malam hari, namun rasa takut terbesar adalah kehilangan seseorang atau sesuatu yang saya cintai. Atau kehilangan diri saya sendiri (menjadi gila) - memikirkan diri saya tak terkendali dan saya tidak dapat melakukan apapun untuk menghentikannya. Dengan cara itu, horror yang sesungguhnya akan terlihat. Rasa takut ada di dalam diri sendiri, tentu saja, dan untuk membuat pembaca merasakannya, kamu harus menanamkan rasa takut tersebut di dalam karaktermu, bersama dengan petualangan/perjalanan mereka. Kupikir itulah alasan kenapa buku Stephen King terasa sangat nyata; karakternya begitu nyata dan seakan membisiki kita saat mulai membaca bukunya."
-Alison Littlewood, penulis dari A Cold Season
"Ini adalah pertanyaan besar dan menakutkan untuk dijawab; kalian nyaris tidak ingin menjawabnya. Apakah skill menulis horror sama pentingnya dengan skill menulis komedi?
Bisa jadi
Tapi ada beberapa hal yang masuk ke pikiranku. Pertama, aku pikir tidak apa-apa untuk sedikit takut, sebagai penulis. Jika kamu mengenang bagaimana temanmu menceritakan kisah seram, Itu adalah saat dimana mereka merasa dingin dan air mata mengalir dari mata mereka, saat mereka sangatlah ketakutan... itulah titik awalmu, kupikir, untuk memulai menakut-takuti pembacamu. Kamu sendiri harus merasakan takut. Beberapa saran lainnya adalah, daripada membangun rasa takut itu perlahan, masukkan saja tiba-tiba di tengah. Misalkan, di tengah makan malam, tiba-tiba seekor mayat kambing jatuh dari langit-langit dan menghancurkan mangkuk berkeping-keping. Hal itu bisa menjadi lebih menakutkan daripada membangun rasa takut selama 200 halaman lebih."
-Josh Malerman, Penulis dari Bird Box
Ketuk Pikiran Pembaca
"Yang pembaca takuti dalam kisah fiksi adalah relasinya pada kehidupan mereka. Sama pribadinya seperti selera humor mereka. Tapi, tidak hanya pada yang membaca. Pada karaktermu juga. Supaya rasa takut muncul, harus tepat sasaran dengan cara mengacaukan apa yang karaktermu takuti, cintai, dan cita-cita mereka. Katakanlah, karaktermu memiliki hidup yang berat, namun ia selalu memegang teguh akan kenangannya bersama orang yang ia cintai. Sekarang, biarkan karaktermu sadar bahwa kenangan itu tidak nyata. Lalu dorong lebih jauh, ternyata orang yang ia cintai adalah monster. Jahatnya! Pembacamu akan merenyit! Sebuah novel Horror harusnya sepribadi itu."
-Sarah Langan, Penulis dari Audrey's Door
"Ada dua cara menakuti pembacamu. Yang pertama dan yang termudah adalah mengetahui apa yang membuat orang merasa takut dan tuliskan. Kemungkinan berhasil akan cukup besar, jika tidak terlalu diperhatikan. Cerita tentang trauma dan serangga dapat menakuti anak-anak, namun hal itu cukup untuk membawamu ke poin ketakutan berikutnya. Cara kedua adalah membuat pembacamu terpana. Kagum adalah perasaan yang kuat. Terpana karena sesuatu yang menakjubkan dan sesuatu yang mengerikan nyaris sama. Kagum akan menyerang pembacamu, mengubah pembaca, dan meskipun buku tersebut telah lama ditutup, perasaan tersebut akan terbawa di pikiran pembacamu. Menurutku, itulah rasa takut yang terbaik." **
- Simon Strantzas, penulis dari Burnt Black Sun : A Collection of Weird Tales
**Serius aku enggak tau cara nge-translate kata Awe di quotes yang satu ini. Maafkan.
Rasa Aman yang Fana
"Cara menakuti pembaca : Pastikan ceritamu terasa senyata mungkin yang kamu bisa (meskipun latarnya dunia fantasi) sampai pembaca tidak dapat membedakannya - lalu tambahkan hal-hal yang dapat menunjukkan kelemahan dunia (dan tempat karaktermu berdiri) tersebut. Rasa takut yang nyata datang dari narasi kejadian yang saat terjadi, mengancam apa yang penting di pikiran pembaca, dan dapat mengubah dunia yang selama ini dikenal mereka menjadi tempat yang mereka tidak mengerti atau mereka kenal. Monster itu tidak mengerikan. Monster yang berjalan di depan rumahmu dan mengancam anak-anak? Itu baru mengerikan."
-Simon Kurt Unsworth, Penulis dari The Devil Detective
"Sebelum kamu mulai menakut-takuti pembacamu, kalian harus membuat pembaca tidak waspada. Orang membaca novel horror pasti akan bersiap akan menghadapi sesuau yang menyeramkan. maka dari itu, temukanlah cara untuk melumpuhkan persiapan mereka. Buat mereka menetap di kisahmu. Buat mereka mencintai karaktermu. Buat mereka tertawa. Kalian harus mengikatkan kepercayaan pada pembaca sebelum mereka membiarkanmu berada di bawah kontrol."
- Helen Marshall, Penulis dari Gifts for the One Who Comes After
"Kamu tidak perlu menunjukkan darah dan usus yang tercerai burai. Lebih dari itu. Kamu tahu perasaan saat ada wawancara kerja sebentar lagi? Atau janjian dengan dokter gigi? Dengan memikirkannya saja, dapatkah kalian merasakan perasaan mengerikan, mengganggu, dan benar-benar kehilangan keberanian?
Seringkali hal yang diharapkan tidak seindah kenyataan, dan hal itulah yang sering kugunakan untuk menakut-takuti pembaca. Aku membuat mereka melakukan kesalahan. Aku membuat mereka salah tangkap. Aku berusaha membelokan mereka dari hal yang kemungkinan besar terjadi. Aku selalu membawa mereka ke rasa aman yang fana sebelum akhirnya memasukkan mereka ke dalam jurang ketakutan.
Kupikir ini ditentukan oleh mengeluarkan orang-orang ke titik diluar ruang nyaman mereka dan menempatkan mereka di tempat yang mereka sama sekali tidak inginkan. Dan hal yang selalu kulakukan adalah menempatkan mereka disana cukup lama....
Temukan apa yang pembacamu tidak ingin lihat ataupun membayangkannya, dan tulislah dengan sangat rapat sehingga mereka tidak dapat menoleh."
- David Moody, Penulis dari Hater
Ah, segitu aja! Akhirnya!
Semoga kalian bisa mengerti karena translatan ini manual.
Rohaluss turut berduka cita atas kepala kalian yang terbakar karena berusaha mengerti.
Rohie Out >.<
Part 2, 3, 4 dan 5 akan membahas per chapter, tentang pandangan saya terhadap tutorial-tutorial di atas. Gak penting sih, tapi saya mau.
WARNING : Panjang, dan udahmah panjang translatan saya mungkin enggak begitu akurat. Maklum, saya enggak mau pake Mbah Translator gratisan.
Daaaan... ya, bahasanya mungkin beda sama gaya nulis saya yang bi(n)asa.
DAN TRANSLATANNYA AGAK NGACO, LOL. Cuma intinya aja, kecuali quotes-nya saya coba translate semirip dan seakurat mungkin. Baca di link kalau bisa >.< Lumayan, latihan bahasa Inggris.
Anyway, enjoy. Selamat belajar.
Takut sebenarnya adalah hasil evolusi manusia menghadapi masalah, yang diciptakan dari respon 'lari atau hadapi'. Rasa takut dihasilkan dari reaksi kimia, membuat tubuh berkeringat, jantung berdebar dan kenaikan hormon Adrenalin. Percaya atau enggak, itu bisa bikin kamu ketakutan setengah mati.
Ada penelitian menarik dari Universitas Kalifornia berjudul 'The Hound of Baskervilles Effect - A Natural Experiment on The Influence of Psychological Stress on the Timing of Death'. Ternyata tubuh manusia tidak dapat membedakan antara ketakutan akibat bahaya secara fisik atau ketakutan akibat psikologi. (Silahkan baca Anxiety - Artikel kedokteran terhadap Rasa Takut (english) disini. Gak penting sih tapi ya.... info lewat!)
Jadi, gimana caranya menakuti pembaca? Berikut adalah 11 Tips dari 11 Penulis yang berbeda.
Kamu Tidak Seaman yang Kamu Pikirkan
"Aku sering menakut-takuti pembaca dengan membuat mereka merasa tidak yakin, atau tidak nyaman. Masukkan saja bagian dari kehidupan yang lazim dan realistik, sesuatu yang menarik empati (Bukan simpati, bedanya jauh) karaktermu, dan setelahnya ada sesuatu yang terasa jangal. Definisi dari janggal, ya, terserah kalian. Apapun, seperti lampu yang tiba-tiba terjatuh, atau mata merah yang menatapmu di balik kegelapan, sampai makhluk raksasa berliur berkepala tiga menggeram. Yah, mungkin yang terakhir enggak, tapi intinya adalah garis tipis antara yang nyata dan hal ganjil membuat momen hebat dimana semua-hal-dapat-terjadi."
-Paul Tremblay - Penulis dari buku A Head Full of Ghosts
"Tunjukkan/pertemukan mereka dengan bahaya, apapun bentuk bahaya tersebut, di tempat yang menurut karaktermu teraman, tepat dimana hal buruk seharusnya tidak dapat terjadi. Jika karaktermu punya teman, kamu bisa membuat mereka memperburuk hal tersebut tanpa mengetahui bahwa mereka melakukan hal yang benar-benar salah padahal berusaha memperbaiki keadaan."
-Pat Cardigan, Penulis dari buku Chalk
Atmosfir dan Pacing dalam Menulis
"Secara keseluruhan, aku tidak bergitu tertarik untuk menakut-takuti pembaca. Aku lebih suka membuat pembaca resah, dan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam hal. Intinya, kunci dari menakuti pembaca adalah atmosfir/suasana. Membangun suasana menakutkan bisa dengan cara pemilihan kata-kata, setting, dan suasana hati... jauh lebih efektif daripada psikopat manapun yang pernah aku baca."
-Nathan Ballingrud, Penulis dari buku The Visible Faith
Jujur saya susah banget translate kata 'pacing' aja. Pacing itu Tempo atau kecepatan pembaca membaca. Maaf ya kawan.
Oh, my god, yang satu ini panjang banget gila.
"Menurutku, menakuti yang bagus itu intinya ada di pacing. Aku lebih menyukai kisah yang dibangun perlahan, sampai cukup hidup sampai akhirnya sebuah konflik dimasukkan ke dalamnya. Dengan cara seperti ini, pembaca semakin dekat dengan karakter dan semakin takut hal-hal buruk menimpa karakter tersebut. Tentu saja, hal-hal buruk tersebut lebih efektif jika disampaikan dengan tempo yang yang lambat dan penuh perhitungan. The Haunting of Hill House-nya Shirley Jackson dan The Ritual-nya Adam Nevil membuatku takut karena mereka menciptakan perasaan resah, dimulai dari cerita lambat yang tumbuh dengan tenang, berubah perlahan-lahan dengan datangnya bahaya serius. Aku mengadopsi cara ini untuk tulisanku sendiri, dan menyadari bahwa mengarahkan bab-bab/moment yang menggelisahkan tidak hanya membuat struktur kisah namun juga memberikan lebih banyak pendalaman tentang apa yang karaktermu hadapi. Salah satu dari cerita pendek favoritku menggunakan teknik ini sebagai referensi, berjudul With and Without Buttons karya Mary Butts. Berniat untuk menakuti tetangganya, dua protagonis menyadari bahwa cara menakut-takuti yang terbaik adalah dengan 'pilihan rangsangan' yang tepat, kecil namun terus menerus dilakukan. Cara sederhana namun efektif, menggaris bawahi pentingnya pacing lambat yang stabil."
-VH Leslie, penulis dari buku Skein and Bones
Takuti Dirimu Sendiri
"Kupikir, hal paling jelas yang perlu saya beritahu adalah, jangan capek-capek menakuti pembacamu; takutilah dirimu sendiri, nanti orang lain akan ikut ketakutan. Secara pribadi, menurutku rasa takut sangat terikat dengan rasa cinta. Hal-hal yang membuatku takut bukanlah hal yang menakut-takutiku di malam hari, namun rasa takut terbesar adalah kehilangan seseorang atau sesuatu yang saya cintai. Atau kehilangan diri saya sendiri (menjadi gila) - memikirkan diri saya tak terkendali dan saya tidak dapat melakukan apapun untuk menghentikannya. Dengan cara itu, horror yang sesungguhnya akan terlihat. Rasa takut ada di dalam diri sendiri, tentu saja, dan untuk membuat pembaca merasakannya, kamu harus menanamkan rasa takut tersebut di dalam karaktermu, bersama dengan petualangan/perjalanan mereka. Kupikir itulah alasan kenapa buku Stephen King terasa sangat nyata; karakternya begitu nyata dan seakan membisiki kita saat mulai membaca bukunya."
-Alison Littlewood, penulis dari A Cold Season
"Ini adalah pertanyaan besar dan menakutkan untuk dijawab; kalian nyaris tidak ingin menjawabnya. Apakah skill menulis horror sama pentingnya dengan skill menulis komedi?
Bisa jadi
Tapi ada beberapa hal yang masuk ke pikiranku. Pertama, aku pikir tidak apa-apa untuk sedikit takut, sebagai penulis. Jika kamu mengenang bagaimana temanmu menceritakan kisah seram, Itu adalah saat dimana mereka merasa dingin dan air mata mengalir dari mata mereka, saat mereka sangatlah ketakutan... itulah titik awalmu, kupikir, untuk memulai menakut-takuti pembacamu. Kamu sendiri harus merasakan takut. Beberapa saran lainnya adalah, daripada membangun rasa takut itu perlahan, masukkan saja tiba-tiba di tengah. Misalkan, di tengah makan malam, tiba-tiba seekor mayat kambing jatuh dari langit-langit dan menghancurkan mangkuk berkeping-keping. Hal itu bisa menjadi lebih menakutkan daripada membangun rasa takut selama 200 halaman lebih."
-Josh Malerman, Penulis dari Bird Box
Ketuk Pikiran Pembaca
"Yang pembaca takuti dalam kisah fiksi adalah relasinya pada kehidupan mereka. Sama pribadinya seperti selera humor mereka. Tapi, tidak hanya pada yang membaca. Pada karaktermu juga. Supaya rasa takut muncul, harus tepat sasaran dengan cara mengacaukan apa yang karaktermu takuti, cintai, dan cita-cita mereka. Katakanlah, karaktermu memiliki hidup yang berat, namun ia selalu memegang teguh akan kenangannya bersama orang yang ia cintai. Sekarang, biarkan karaktermu sadar bahwa kenangan itu tidak nyata. Lalu dorong lebih jauh, ternyata orang yang ia cintai adalah monster. Jahatnya! Pembacamu akan merenyit! Sebuah novel Horror harusnya sepribadi itu."
-Sarah Langan, Penulis dari Audrey's Door
"Ada dua cara menakuti pembacamu. Yang pertama dan yang termudah adalah mengetahui apa yang membuat orang merasa takut dan tuliskan. Kemungkinan berhasil akan cukup besar, jika tidak terlalu diperhatikan. Cerita tentang trauma dan serangga dapat menakuti anak-anak, namun hal itu cukup untuk membawamu ke poin ketakutan berikutnya. Cara kedua adalah membuat pembacamu terpana. Kagum adalah perasaan yang kuat. Terpana karena sesuatu yang menakjubkan dan sesuatu yang mengerikan nyaris sama. Kagum akan menyerang pembacamu, mengubah pembaca, dan meskipun buku tersebut telah lama ditutup, perasaan tersebut akan terbawa di pikiran pembacamu. Menurutku, itulah rasa takut yang terbaik." **
- Simon Strantzas, penulis dari Burnt Black Sun : A Collection of Weird Tales
**Serius aku enggak tau cara nge-translate kata Awe di quotes yang satu ini. Maafkan.
Rasa Aman yang Fana
"Cara menakuti pembaca : Pastikan ceritamu terasa senyata mungkin yang kamu bisa (meskipun latarnya dunia fantasi) sampai pembaca tidak dapat membedakannya - lalu tambahkan hal-hal yang dapat menunjukkan kelemahan dunia (dan tempat karaktermu berdiri) tersebut. Rasa takut yang nyata datang dari narasi kejadian yang saat terjadi, mengancam apa yang penting di pikiran pembaca, dan dapat mengubah dunia yang selama ini dikenal mereka menjadi tempat yang mereka tidak mengerti atau mereka kenal. Monster itu tidak mengerikan. Monster yang berjalan di depan rumahmu dan mengancam anak-anak? Itu baru mengerikan."
-Simon Kurt Unsworth, Penulis dari The Devil Detective
"Sebelum kamu mulai menakut-takuti pembacamu, kalian harus membuat pembaca tidak waspada. Orang membaca novel horror pasti akan bersiap akan menghadapi sesuau yang menyeramkan. maka dari itu, temukanlah cara untuk melumpuhkan persiapan mereka. Buat mereka menetap di kisahmu. Buat mereka mencintai karaktermu. Buat mereka tertawa. Kalian harus mengikatkan kepercayaan pada pembaca sebelum mereka membiarkanmu berada di bawah kontrol."
- Helen Marshall, Penulis dari Gifts for the One Who Comes After
"Kamu tidak perlu menunjukkan darah dan usus yang tercerai burai. Lebih dari itu. Kamu tahu perasaan saat ada wawancara kerja sebentar lagi? Atau janjian dengan dokter gigi? Dengan memikirkannya saja, dapatkah kalian merasakan perasaan mengerikan, mengganggu, dan benar-benar kehilangan keberanian?
Seringkali hal yang diharapkan tidak seindah kenyataan, dan hal itulah yang sering kugunakan untuk menakut-takuti pembaca. Aku membuat mereka melakukan kesalahan. Aku membuat mereka salah tangkap. Aku berusaha membelokan mereka dari hal yang kemungkinan besar terjadi. Aku selalu membawa mereka ke rasa aman yang fana sebelum akhirnya memasukkan mereka ke dalam jurang ketakutan.
Kupikir ini ditentukan oleh mengeluarkan orang-orang ke titik diluar ruang nyaman mereka dan menempatkan mereka di tempat yang mereka sama sekali tidak inginkan. Dan hal yang selalu kulakukan adalah menempatkan mereka disana cukup lama....
Temukan apa yang pembacamu tidak ingin lihat ataupun membayangkannya, dan tulislah dengan sangat rapat sehingga mereka tidak dapat menoleh."
- David Moody, Penulis dari Hater
Ah, segitu aja! Akhirnya!
Semoga kalian bisa mengerti karena translatan ini manual.
Rohaluss turut berduka cita atas kepala kalian yang terbakar karena berusaha mengerti.
Rohie Out >.<
Part 2, 3, 4 dan 5 akan membahas per chapter, tentang pandangan saya terhadap tutorial-tutorial di atas. Gak penting sih, tapi saya mau.
Komentar
Posting Komentar