[Ralat] Tentang Psikopat Part 1

Aku pernah bilang, nulis psikopat itu menyebalkan, bukan?

Setelah saya membaca banyak artikel, well... aku memutuskan untuk menantang diri dan menulis tentang seorang Psikopat yang sadar bahwa dirinya adalah seorang psikopat.

Satu hal yang pasti, aku gak bisa bikin mereka merasakan apa yang orang di sekitarnya rasakan. Bukan karakter yang pantas ditulis dalam sudut pandang 'orang pertama karakter utama', tapi mungkin bisa ditulis dalam 'Orang pertama pengamat' atau 'orang ketiga'.

Ternyata ada tantangannya sendiri, dan sangat menarik.



APA SEMUA PSIKOPAT JAHAT?
Tidak. Tidak, tidak, tidak. Beberapa psikopat, jika ditangani dengan tepat, bisa hidup normal seperti kita semua. (Well, kecuali kalian, pembaca, adalah psikopat, maka coret kata 'kita' dan ganti jadi 'kami')

Psikopat yang jahat kebanyakan adalah orang yang telat sadar kalau mereka ini psikopat.

Ada pernyataan dari Self-aware psychopath bahwa mereka bilang 'hidup itu membosankan', tapi tidak dapat merasakan penderitaan juga enak-enak aja, tuh. [LINK] Another notes, kebanyakan psikopat yang sadar bisa menyesuaikan diri dengan norma di masyarakat. [LINK] Berbeda dengan sosiopath yang gak tau norma, Psychopath sadar adanya 'aturan dunia' dan 'norma masyarakat'. Mereka bisa menyesuaikan diri dan hidup berdampingan bersama kita.

Well, 1 dari 100 orang itu angka yang cukup besar, loh. Kamu pasti pernah ketemu psikopat sebelumnya.


APA MEREKA BISA MERASAKAN EMPATI?
Ya.
Ada penelitiannya, tapi sialan, saya lupa link-nya. Mereka punya 'tombol empati' di kepala mereka, dan enggak aktif selalu. Kalau mau, mereka bisa. Penelitian ini juga mendapat apresiasi, katanya sih bisa jadi bahan bagus untuk merehabilitasi kriminal psikopat di penjara.

Oh, enggak, ketemu ding. Ini [LINK] But then, ya... baca aja dah. Jadi mereka bisa, kalau mereka usaha menekan tombol empati di kepala mereka. Cuma, kalau keadaan normal, tombolnya off.

Jadi mereka bisa kalau maksain diri. Welp.


TENTANG KELUARGA
Aku mulai membaca artikel tentang bagaimana psikopat memandang keluarganya. Karena otak psikopat berbeda dengan kita, 99 persen penduduk dunia, cara mereka memandang keluarga agak berbeda. Keluarga sama seperti orang asing. [LINK] Tapi tetap saja, ada sesuatu yang membuat seorang psikopat menganggap keluarga berbeda. Mungkin karena sisi logika mereka mengatakan bahwa mereka salah satu orang


TENTANG KEBAHAGIAAN
Mereka enggak merasakan apa yang orang yang dianggap normal di masyarakat rasakan. Kebahagiaan kita mungkin dirasakan karena hubungan, cinta, kasih sayang, dan lainnya. Kebahagiaan orang psikopat dirasakan karena... beberapa hal. Yang enggak 'normal' juga. (Bagi mereka sih normal-normal aja tuh) Ingat, mereka punya moral sendiri.

Mereka bahagia kalau mencapai target yang mereka inginkan, dan lainnya. 'Gituan' di kasur sama lawan jenis juga. *ohok, 18+ rating?* Atau juga... em... kalau mereka membuktikan bahwa mereka lebih superior daripada orang lain.

Pokoknya gitu.


PENDERITAAN PSIKOPAT
Baca disini [LINK]


Nah, segitu aja dulu ya, tentang psikopat. Saya mau nulis lebih banyak lagi soal psikopat karena ASTAGA MEREKA BAGUS BUAT KARAKTER PENDAMPING. Tapi males amat kalau buat karakter utama. //pendapat pribadi//

Semoga membantu

Komentar

  1. Pertamax (enggak kreatif)
    Aku memang sih suka yang horror dkk. Tapi meski begitu, aku adalah penikmat sensor. Kalau Psychonya kaya' di corpse party ya ga kuat :( << hantu.

    Anime pertamaku pun juga ada psikopatnya, si Gasai-chan dari 'Mirai Nikki', ga kebayang kalau punya cewek yandere :|
    Dan kebetulan kemarin aku udah beli Fantasteen : They Call Psycopath. Mungkin bisa ganti judul gak ya jadi "Fantasteen : They Call me Lolicon" *digebukin*
    'Loli ada di sekitarmu....'

    BalasHapus
    Balasan
    1. THEY CALL ME LOLICON
      What the....

      Jadi parody bagus juga tuh :V

      Hapus
  2. well, aku suka nulis thriller (sok trahiller gitu), ternyata susah banget

    BalasHapus
  3. Apakah seorang psikopat bisa menjadi penulis (yang baik) ?

    btw, saya jadi punya ide bikin karakter yang sok-sok an dan ngganggep dirinya psikopat padahal..[nggaktahudehmaudibikinapa]

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku enggak tahu soal itu. Mereka incapable of feeling other's feelings. Yang jelas, kalau mereka nulis, bukan romance.

      But then, mereka bisa berpura-pura. Hm....

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer