7 Dillema Menulis Naskah Novel (dan Cara Memperbaikinya)

Alih-alih tips, ini mah catatan pribadi yang mau saya bagiin. Kenapa? Ya, soalnya saya juga sering dillema dalam menulis naskah.

Anyway, ini artikel aslinya. ^^


1. CERITA MULAI TERLALU LAMBAT
Kamu terlalu banyak ngasih backstory. Atau karena kamu enggak yakin 100% tentang apa yang karaktermu akan lakukan? Yah, itumah derita kalian lah.
SOLUTION : Ambil buku tulis, nah. Pisahin backstory sama naskah kamu. Kamu punya kesempatan mention backstory di naskahmu kok nanti, jangan terburu-buru aja.

2. KARAKTERMU TERLALU BAIK
Kadang kamu sadar bahwa karaktermu itu agak sue-ish. TIDAK!! Karakterku terlalu sempurna dan tidak punya kelemahan, jadinya sedikit menyebalkan! Bagaimana ini?
SOLUTION : Buat sesuatu yang kecil aja dulu, nanti sisanya bisa ditambahin belakangan. Misalnya, dia suka terlambat karena sering neken tombol snooze alarm. Atau yang agak sederhana - dia suka melamun jadi temen-temennya gak suka sama dia.

3. DUNIAMU ENGGAK HIDUP
Aku gak pernah kena yang satu ini soalnya *ahem* SAYA FOKUS SAMA WORLDBUILDING, AND IT'S HELLA FUN. Tapi karena dunia fantasy (terutama) adalah karakter tidak terlihat, maka penciptaannya pun harus sedikit hati-hati. Kadang kalau salah, kamu kayak bikin cerita di ruang hampa loh guys...
SOLUTION : 5 indera! (Lihat, cium, dengar, sentuh, dan perasa) Biarkan karaktermu berinteraksi dengan karakter tidak terlihat ini sehingga duniamu lebih terasa manis, (Atau pahit *ohok* Regrets the Novel sebagai con-- woy belum terbit woy)

4. EDIT SAMBIL NULIS
...jujur, saya sering melakukan hal ini. Novel jadi gak berkembang sama sekali.
SOLUTION : Bikin peraturan. Jangan edit pas nulis. Edit 15 menit atau 30 menit sekali untuk permulaan...

5. CERITAMU GARING DI TENGAH
Ya... tiba-tiba ceritanya garing. Titik. Ini juga masalah yang saya alami sekarang, dan saya menyesal tidak merencanakan dengan sungguh-sungguh.
SOLUTION : Menulis plot dengan sungguh-sungguh. Titik. Misalnya nulis 15-30 halaman terfokus pada inti ceritanya. Dialog penting, konflik penting, segalanya! Nanti dikembangkan perlahan setelahnya. (Btw ini belum saya coba kemujarabannya, tapi kayaknya saya bisa dengan cara ini)

6. DIALOG TERLALU SEDIKIT ATAU TERLALU BANYAK
Nuff said.
SOLUTION : Tunjukkan emosi di tiap dialog, sehingga karaktermu bisa berkembang hanya dengan merespon hal di sekelilingnya. Ini juga bisa jadi media untuk menyatukan hati pembaca dan karaktermu, jadi.... lakukan sajalah. Ini mah menurut saya sendiri harus pake hati.

7. KAMU BOSEN SAMA CERITA KAMU
Pergi ke poin nomor lima dan klik link-nya. Soalnya ini juga yang sama... dan ini jujur yang paling susah diobatin.

Tapi untuk yang satu ini, saya mau ngasih tips tidak bedasarkan link di atas, tapi bedasarkan pengalaman pribadi.

Satu, fermentasi idemu. Vacuum nulis selama beberapa hari, pikirkan ide yang lebih baik, tulis kemungkinan baru. Tapi jauh-jauh sama yang namanya keyboard dan file menulis kamu. Ideku, yang ditolak FantasTeen 3 tahun lalu (atau dua?) sekarang sudah cukup baik setelah saya tidak apa-apakan selama 6 bulan didiamkan. Dengan bantuan enzim dari ragi (apalah lu kira difermentasi beneran apa) First Reader, saya menemukan cara untuk menyelesaikan cerita membosankan ini dan membuatnya menjadi ide bagus. (jujur saya harus menghapus 3 karakter kesayangan saya untuk melakukan hal itu, tapi saya lega bahwa ide saya bisa hidup kembali)

Dua, ubah dari awal. Bukan dari plotting, tapi dari ide. Dari dasarnya. Lalu tanyakan, kenapa kamu bosan? Terlalu banyak ide? Terlalu sedikit konflik? Perlahan kamu bakal sadar dimana salahnya, dan kamu bisa menulis lagi. (Cara ini beresiko tinggi, tapi saya berhasil menyelesaikan Regrets dengan cara ini)

Tiga, buat backstory. Nanti kamu tahu mau nulis apa.

Empat, RANDOM WRITING. Masukkan mayat, tambahkan ambush, buat lebih banyak elemen kejutan dan apalah. Suer.


Rohie out.

Komentar

  1. Yap.
    Kamu harus mengutamakan worldbuilding diatas segalanya kalo kamu lagi nulis fantasi. Apalagi projek naskah buat dikirim ke Fantasteen.
    Jangan kayak aku [curhatalert!]
    Terlalu fokus di character & relationship development, sampai naskahku udah menginjak 90+ halaman
    ..tapi belum sampe klimaks (war)
    ..dan sama sekali nggak ada penjabaran khusus dari dunia antah-berantah dinaskah saya
    .
    dan akhirnya saya depresi dan memutuskan untuk re-write dari awal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya fokus ke cerita.

      Aku juga gak main api sama dunianya. Worldbuilding itu gak guna juga kalau mainnya gak bener.

      Hapus
  2. Nice post, Rohie^^ Ehm, aku mau nanya dulu dong.. backstory sebenarnya apa sih? latar belakang tokoh? makasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semuanya.

      Latar belakang negara, tokoh, public people, nama jalan, perang di masa lalu yang gak ada hubungannya sama inti cerita, dan masih banyak lagi.

      Jadi ceritamu lebih rampung.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer