Menghilangkan 'Malas' Saat Menulis (Sambungan)

Someone just ask me : Bagaimana cara menghilangkan malas saat menulis?

Dang, it's an hard question. Seriously. Bagaimana? Kadang kita merasa malas menulis kisah padahal kisah hampir selesai atau memang mau menulis sungguh-sungguh. Malas. Yah, manusiawi. Sangat manusiawi... tapi sifat manusiawi yang harus disingkirkan.

SECEPATNYA.

Berikut adalah hal yang mungkin (hasil akhir bergantung pada anda) bisa membantu kalian untuk mengatasi kemalasan saat menulis.


Tapi sebelum itu...

TURN OFF YOUR F**CKIN INTERNET!! (sengaja pake bahasa kasar supaya jelas XD)
Internet adalah magnet yang bisa membuatmu mati teralihkan saat menulis! Matikan handphone, internet, apapun yang bisa membuatmu teralih dari aplikasi pengolah kata. Sekarang juga. Facebook, Twitter, apapun itu, singkirkan dari kepalamu. Kepalamu harus diisi dengan ceritamu. Cerita, plot, dan karakter.


1. Keep Yourself Motivated
   Kau harus punya motivasi untuk meneruskan novelmu. Motivasi bisa didapat dari keinginan pribadi dan kesungguhan. Tapi kalau kalian tidak dapat... berikut adalah hal yang bisa memotivasimu untuk menulis

  A. Chalange Yourself
   Cobalah menantang dirimu sendiri. Tantangan seperti 30 Days Novel Writing Chalange, 15 Days Story Chalange, atau kalian bisa ikut NaNoWriMo (National Novel Writing Month) setiap Oktober? Eh, NaNoWriMo bukan indo, tapi lumayan biar menulis berjama'ah (bareng-bareng).

 Skema 30 days novel chalange kurang lebih seperti ini :

(Lebih memudahkan jika kalian menjadwalnya dengan kalender)

1. 2 hari merencanakan novel (termasuk plot, karakter, dan menggali ide)
2. Hari pertama menulis bab pertama (JANGAN menunda bab pertama. Semakin lancar kamu menulis bab pertama, semakin mudah kamu menulis sisanya)
3. Setiap 2 atau 3 hari sekali, istirahat sambil menenangkan kepalamu.
4. Karena novel 100 halaman memiliki -/+ 50.000 kata (punyaku bahkan lebih -/+ 9.000 kata :v), cobalah bagi dalam 30 hari. Kalian minimal menulis 1.500 - 2.500 kata sehari. Tergantung betapa sering kalian menulis.
5. Sisakan 3 hari terakhir untuk mengedit kata-kata.

 Atau bentuk lain dari 30 days STORY chalange (Akan di-pos di rohalussjournal.blogspot.com : Tunggu aja tanggal tayangnya!) untuk melatih tanganmu. Ah, OOT! Kembali ke leptop sekarang juga!

   B. Cita-cita
Yang bercita-cita menjadi penulis, kecamkan pada diri kalian sendiri bahwa kalian takkan menjadi penulis jika tidak menulis (ya iyalah -_-") Pokoknya, buat itu menjadi sebuah motivasi.

   C. Find your Purpose
Sekarang, boleh aku bertanya? Kenapa kau menulis? Setiap orang memiliki alasan untuk menaruh jarinya di keyboard dan mulai bercerita. Ada alasan yang sangat berat seperti 'Aku menulis untuk terbebas dari dunia nyata' atau 'Karena aku sering di-bully di sekolah. Dalam kisahku, tidak ada yang bisa beritahu aku bagaimana aku bertindak. Ditambah dengan aku bisa menjadikan orang-orang melakukan apa yang kuminta' atau yang paling klasik? 'Menulis untuk royalti' (wow, terus terang sekali~)

Well, banyak yang bilang 'It's my passion'. Tapi ada pula yang berkata 'Aku tidak pernah dipuji selain saat aku menulis'. 'Aku menulis supaya terkenal'. Oke, apapun tujuan kalian, jadikan itu hal yang memotivasi dirimu untuk menulis!


   2. Overcome your fear
Siapa tahu, itu bukan kemalasan namun ketakutan. Ada banyak jenis rasa takut pada penulis. 'Takut Naskah Ditolak' (aku banget -_-) 'Takut Gagal' 'Takut Salah' dan masih banyak lagi. Sudahlah! Acuhkan itu semua. Kau menulis. CUKUP. Gunakan motivasi diri. Aku ditolak penerbit dua kali, kalian mau bilang apa sekarang?


   3. (Sekali lagi) BUNUH MATIKAN SEMUA HAL YANG MENGGANGGU
Kusebut dua kali karena ini sangat penting. Matikan internet, kunci kamar dan tinggalkan handphone dan alat elektronik (selain buat menulis) di luar kamarmu. Just write. It's just you, your hand, and your story...


   4. Temukan Tempat yang Nyaman
'Sarang' menulisku ada di depan kamar. Sebuah pantri mini di lantai dua, terbuat dari kayu dan terkesan moderen-minimalis. Pantri ini memiliki tiga rak yang bisa kugunakan untuk menaruh kertas, dan ada satu wadah tabung dari kawat perak untuk menaruh pensil dan pulpen. Tiap kali ada ide bagus, aku tinggal mengambil kertas dan menulis. Kursinya juga empuk. Kalau gelap, di atas pantri ada lampu yang indah, (gak penting) dan kalau aku capek, aku bisa berjalan dulu menenangkan diri muter-muter di depan tivi dan... yah, begitulah.

Ada tempat dimana inspirasimu mengalir deras seperti sungai dan ada tempat dimana inspirasimu diam seperti genangan air. Itu tempatku, bagaimana dengan tempatmu?

Komentar

  1. Hey, diam2 aku pggemar blog kamu :)
    Kamu kan sring nulis tips, kbanyakan kuserap. Nah, tp baru aja aku ngirim naskahku ke Fantasteen. Genrenya High Fantasy yg banyak unsur agama fiktif. Trus masalahnya unsur agama itu mirip konflik Timteng baru2 ini. Menurut kamu yang kaya gtu gimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penggemar? Oh, stop it, you~ *colek-colek*

      Konflik... timteng? Entah mengapa, aku tidak mengerti apa maksudmu. Is that my problem or... oke, akan kucoba artikan sendiri :D

      Mungkin maksudmu mirip dengan konflik agama yang ada akhir-akhir ini seperti... palestina dan israel? (ngaco?) Kalau seperti itu, yah, kamu enggak bermaksud, kan? Yang penting (menurutku, ya) gak menjurus-menjurus amat. Anggap saja terinspirasi! Lagipula, agama di dunia fantasi bisa menambah daya tarik, loh!

      Nanti kasih tahu aku judul bukumu kalau terbit :D Janji, ya! XD

      Hapus
  2. Maksudku si bukan mirip, tp agak ngingetin.

    BalasHapus
  3. Oke, sip.
    Tpi masalah a biar saking ga mainstreamnya, aku pake tokoh orang Isreal (dlm balutan fantasi). Pas aku udah kirim, ehh.. berita Palestin baru ada. Yah, aku jadi ngerasa serba salah, n udah terlanjur ngirim... Tapi mereka banyak yg baik, sih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... bad timing, eh? Mungkin masih dimaklumi. Lagipula, ada fantasteen yang menggunakan agama (mungkin lebih tepatnya, legenda kepercayaan) di ceritanya. Troiad, kalau gak salah, karya Ziggy Z.

      Kita berdo'a saja demi yang terbaik... :D

      Hapus
  4. Takut gak di terima n takut gak ada yang suka adalah suatu masalah inti yang membuat aku males nulis cerita. Dan juga purpose aku nulis cerita yaitu, untuk terhindar dari dunia nyata. Yap! Purpose yang aneh huh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Engg...gak. Itu bukan purpose yang aneh. Aku juga sama.

      *high five*

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer